MAKALAH
"TRANSLASI
MATA UANG ASING"
Akuntansi
Internasional
Disusun Oleh :
Anggota
Kelompok ( 4 EB 20 )
Dosen : Dini Yartiwulandari
· Andri Kevin
Akbar
(2A213111)
· Iwan
Setiawan
(23210691)
· Iwan
Setiawan
(23210690)
· Krisna Febriantoro
(23210922)
· Mikhael Kristian
(24210401)
· Nurman
Imanuddin
(25210188)
· Ryan Alfa Devota
(2A213142)
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2014
A. PENGERTIAN
TRANSLASI
Translation adalah proses pernyataan
kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang
lain. Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat
digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan
hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau
perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Translasi mata uang asing dilakukan
untuk mempersiapkan laporan keuangangabungan yang memberikan laporan pada
pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap
mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya
translasi mata uang asing, yaitu:
1. mencatat transaksi
mata uang asing;
2. memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
B. PENGARUH
ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN.
Dalam melakukan translasi saldo dalam
mata uang asing menjadi mata uang domestik dapat digunakan 3 nilai tukar
yaitu antara lain :
a. Kurs kini
(current)
b. Kurs
historis (historical)
c. Kurs
rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan
dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi
(transaction) dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai
tukar.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi,
keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai
tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai
tukar yang digunakan saat penyelesaian. Jenis dua penyesuaian transaksi adalah
keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul
ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.
Namun demikian hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi,
kerugian nilai tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan
kerugian translasi karena berasal dari proses penyajian ulang. Perbedaan dalam
kurs nilai tukar yang timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai
jenis penyesuaian nilai tukar.
C. EFEK
LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi yang digunakan
untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestic,
yaitu:
1. Kurs saat ini;
kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2. Kurs historis;
translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali
didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
3. Kurs rata-rata;
nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat
ini.
D. METODE
DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang beroperasi secara
internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangannya
dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini
terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Metode Kurs
Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan untuk
seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang
asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku
pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan menggunakan
rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut.
Berdasarkan metode kurs kini, laporan
konsolidasi tetap mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara
individu pada awalnya (seperti rasio keuangan) pada saat seluruh pos-pos
laporan keuangan dalam mata uang asing ditranslasikan dengan menggunakan satu
kurs tunggal.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
2. Metode Kurs
Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai
tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi. Metode ini
terbagi atas tiga metode yaitu :
a) Metode kini - non
kini.
b) Metode Moneter -
non moneter .
c) Metode temporal.
a. Metode kini - non
kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva lancar dan kewajiban lancar
anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk
perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar
ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali
depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku.
Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang
tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.Metode ini tidak mempertimbangkan unsur
ekonomis.
b. Metode Moneter -
Non Moneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca
untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban
moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos - pos non moneter
aktiva tetap investasi jangka panjang dan persediaan investor di
translasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos - pos laporan laba rugi di
translasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini - non
kini.
Metode ini melihat bahwa aktiva dan
kewajiban menghadapi risiko mata uang asing. Metode moneter-nonmoneter
bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang
tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini
mentranslasikan seluruh aktiva nonmoneter berdasarkan kurs historis,yang tidak
cukup memadai untuk aktiva yang dinyatakan sebesar nilai pasar kininya (seperti
investasi dalam surat berharga dan persediaan dan aktiva tetap yang nilainya
diturunkan menjadi sebesar nilai pasar). Metode ini juga akan mendistorsikan
marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi
kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs
translasi historis.
c. Metode Temporal
Translasi mata uang merupakan proses
konversi pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu. Metode ini tidak
mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran
ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas
diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga
uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun
demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan
keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos
moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat
transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang
sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi local,
metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.Akuntansi biaya
historis juga mengabaikan inflasi.
Ketiga metode yang digunakan yaitu
pertama metode kurs kini-non kini dan moneter-non moneter di gunakan dalam
mengindentifikasi aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat
dilindungi dari resiko mata uang asing.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa
seluruh operasi luar negeri menghadapi risiko mata uang asing karena seluruh
aktiva dan kewajiban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar akhir
tahun.
Metode kini-nonkini mengasumsikan
hanya aktiva dan kewajiban lancar yang sangat beresiko, sedangkan metode
moneter-nonmoneter mengasumsikan bahwa aktiva dan kewajiban moneter yang
beresiko.
Metode temporal dirancang unutk
mempertahankan dasar teori pengukuran akuntansi yang digunakan dalam menyusun
laporan keuangan yang hendak ditranslasikan.
E. PENGEMBANGAN
AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa perspektif historis tentang
akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1) Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing
masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2) 1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh
pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan
setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3) 1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun
1975.
4) 1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of
Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
SUMBER :